Pesta akhir tahun

PENGERTIAN WAHYU, MACAM-MACAM DAN PROSES






PENGERTIAN WAHYU, MACAM-MACAM & PROSES

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah Ulumul Qur'an
Dosen Pengampu:Dr. H. Moh. Abdul Khaliq Hasan, M.A

Disusun oleh   :


                 Umar Z A
                 Zuhadul Bahrain
                 Mentari Faj'riyah


JURUSAN USHULUDDIN
PROGRAM STUDI TAFSIR HADITS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SURAKARTA
SURAKARTA
2013











                                                             BAB 1
                                                    PENDAHULUAN
               Wahyu merupakan sesuatu yang di tuangkan dengan cara cepat dari Allah
ke dalam dada Nabi-nabin-nya sebagaimana dipergunakan juga untuk lafadz Al-Qur'an yang datang secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi,apa sebenarnya yang dimaksud dengan wahyu, yang Allah khususkan bagi para nabi dari sekian hamba-hamba-Nya? Apakah al-Qur'an termasuk wahyu dari Allah?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, akan dibahas pada bab selanjutnya dan akan diuraikan tentang wahyu dan macam-macamnya agar kita dapat memahami tentang hakikat wahyu yang sebenarnya, karena pada dasarnya kita belum mengerti dan memahami tentang wahyu itu sendiri

















                                                        BAB II
a.      Pengertian Wahyu
Arti wahyu dari segi bahasa adalah petunjuk yang di sampaikan secara sembunyi, atau dengan kata lain wahyu tersebut menggunakan metode sembunyi-sembunyi dalam penyampaiannya. Pengertian wahyu Menurut syara' wahyu adalah pemberitahuan Allah SWT kepada orang yang dipilih dari beberapa hamba-Nya mengenai beberapa petunjuk dan ilmu pengetahuan yang hendak diberitahukannya tetapi dengan cara yang tidak biasa bagi manusia, baik dengan perantaraan atau tidak dengan perantaraan.
 Lafazh "wahyu'' ini menunjukkan bahwa penyampaian berita dari Allah Swt kepada Rasulullah SAW menggunakan metode khusus.Hal itu dapat dibuktikan dengan digunakannya metode sembunyi-sembunyi, keakuratan, dan tidak memungkinkannya orang lain untuk dapat mengetahui atau bahkan untuk sekedar merasakannya.
Metode wahyu ini bukanlah satu-satunya cara yang digunakan oleh Allah Swt untuk menyampaikan kalimat-Nya kepada penutup para nabi, Muhammad saw. Akan tetapi selain itu terdapat metode-metode lain yang lebih umum sebagaimana yang pernah dijalani oleh para utusan-Nya yang lain dalam memperoleh kitab dari-Nya
    Menuurut bahasa, wahyu mempunyai beberapa arti, antara lain sebagai berikut:
     a)  Berarti ilham gharizi atau instink yang terdapat pada manusia atau binatang.  
      Contohnya, seperti kata wahyu yang terdapat firman Allah SWT:
وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى ٱلنَّحْلِ أَنِ ٱتَّخِذِى مِنَ ٱلْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ ٱلشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُون                   ,
               Artinya:    "Dan Tuhanmu telah mewahyukan (memberi instink) kepada lebah,   
          supaya membuat (sarang-sarang) di bukit-bukit, di pohon-pohon, kaydan di    
       (rumah-rumah) yang didirikan (manusia)."
 (Q.S. An-Nahl: 68)
        b) Berarti ilham fitri atau firasat yang hanya ada pada manusia dan tidak pada   
           binatang. Contohnya seperti kata wahyu
dalam firman Allah SWT:

وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنْ أَرْضِعِهِ                                                                                Artinya:
     "Dan kami ilhamkan (berfirasat) kepada ibu nabi musa supaya menyusui dia   
         (Musa)."  
(Q.S. Al-Qashash: 7) 
      c) Berarti tipu daya dan bisikan setan, seperti arti kata wahyu dalam firman Allah  
          SWT:
              
                                                 وَإِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰٓ أَوْلِيَآئِهِمْ لِيُجَٰدِلُوكُمْ         
          Artinya:
          "Dan sesungguhnya setan-setan itu membisikkan kepada kawan-kawan mereka    
            agar mereka membantah kalian
."  (Q.S. Al-An'am: 121)
      d) Berarti isyarat yang cepat secara rahasia, yang hanya tertuju pada Nabi/ Rasul  
           saja. Contohnya seperti arti kata wahyu dalam firman Allah SWT:
                                                        
                                                          
إِنَّآ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ كَمَآ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰ نُوحٍ وَٱلنَّبِيِّۦنَ مِنۢ بَعْدِهِ
            Artinya:
          "Sesungguhnya kami telah memberikan wahyu kepadamu, sebagaimana kami  
            telah memberikan wahyu kepada Nabi Nuh dan nabi-nabi sesudahnya."
             (Q.S. An-Nisa: 163)
        Arti keempat inilah yang relevan dengan pengertian wahyu menurut istilah   
        dalam pembahasan disini.
Dan definisi antara keduanya sangat mirip dengan pengertian wahyu menurut kaum orientalis, yang menuduh bahwa wahyu itu hanyalah berupa angan-angan dari dalam diri Nabi sendiri. Tuduhan itu tidak tepat. Sebab wahyu itu adalah sebagaimana yang telah dijelaskan diatas. Ustadz Muhammad Abduh mendefinisikan ilham ialah intuisi yang diyakini oleh jiwa yang mendorong untuk mengikuti apa yang diminta, tanpa sadar dari mana datangnya, hal dan senang.



B. Cara Turunnya Wahyu
Dari keterangan al-Qur'an jelaslah bagi kita bahwa wahyu merupakan hubungan ghaib yang tersembunyi antara Allah Swt dan para utusan-Nya. Secara umum wahyu diturunkan, seperti yang diidentifikasikan Alqur'an:
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ ٱللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِن وَرَآئِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِىَ بِإِذْنِهِۦ مَا يَشَآءُ إِنَّهُۥ عَلِىٌّ حَكِيمٌ                                                                              
Artinya:
" Dan tidak ada bagi seseorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia, kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat), lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia maha tinggi lagi maha bijaksana".  (Q.S. Asy-Syura: 51)
Dari keterangan ayat tersebut dapatlah diketahui bahwa cara turunnya wahyu pada umumnya ada tiga cara, termasuk cara turun wahyu Al-qur'an itu adalah sebagaiberikut:
                  Pertama, dengan cara menambatkan makna isi al-Qur'an tersebut ke dalam hati Rasulullah saw, atau dengan cara menghembuskannya ke dalam jiwanya, sehingga ia merasakan sendiri bahwa apa yg diterimannya itu berasal dari Allah Swt. Cara ini sering disebut dengan cara Ra'yu ash-shalihah atau impian nyata diperolehnya dengan jalan mimpi dalam tidur, tetapi kemudian menjadi kenyataan. Contohnya, seperti impian Nabi Ibrahim AS  ketika menerima wahyu yang memerintahkan supaya menyembelih puteranya Ismail.

                  Kedua, menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW dari balik tabir, yakni suara bisikan wahyu disampaikan kepada Nabi SAW dari celah-celah gemerincingya suara lonceng/bel. Jadi yang dijadikan tabir menutup pendengaran para sahabat adalah gemuruhnya bunyi lonceng, yang menghalangi telinga mereka mendengar bisikan suara wahyu ayat yang diturunkan. Tetapi telinga Nabi tetap mendengar bisikan suara wahyu itu dari tabir suara lonceng tersebut.
ان الحارث بن هشام سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله, كيف يأتيك الوحي؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أحيانا يأتيني مثل صلصلة الجرس وهو أشده علي, فيفصم عني وقد وعيت عنه ما قال.  
Sesungguhnya al-Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah SAW seraya berkata: "Wahai Rasulullah bagaimana wahyu itu datang kepadamu? Maka Rasulullah SAW menjawab, bersabda: Kadang-kadang datang kepadaku seperti gemuruhnya bunyi lonceng, dan itu yang paling berat bagiku. Maka begitu berhenti bunyi itu dariku, aku telah menguasai apa yang sudah diucapkan-Nya. 
                  Ketiga, Dengan cara melalui perantaraan malaikat Jibril AS sebagai pembawa wahyu-Nya. Hal ini sebagaimana sudah diisyaratkan oleh Alqur'an yang terdapat pada ayat 193-194 surah Asyu'ara. Jadi, malaikat Jibril membacakan wahyu ayat-ayat yang diturunkan, baik dia itu tetap dalam bentuk aslinya dalam alam rohani, dan tubuh Nabi SAW yang melepaskan diri dari bentuk tubuh jasmani menjadi bentuk rohani. Sebagaimana sabda Nabi SAW lanjutan hadits diatas:
قال: أحيانا يتمثل لي الملك رجلا فيكلمني فأعي ما يقول, قالت عائشة: ولقد رأيته ينزل عليه الوحي في اليوم الشديد البرد, فيفصم عنه وإن جبينه يتفصد عرقا (رواه البخاري)
Dan kadang-kadang malaikat menyamar kepadaku sebagai laki-laki, lalu mengajak berbicara denganku. Maka aku kuasai apa yang dikatakannya. "Aisyah lalu berkata: "Saya pernah melihat beliau menerima wahyu pada hari yang sangat dingin, tetapi begitu selesai wahyu itu dari beliau, maka bercucuranlah keringat di pelipis beliau SAW. (H.R. al-Bukhari).

Cara ini terasa berat bagi Nabi, sehingga seolah-olah beliau seperti mengigau atau pingsan, melainkan karena sedang penuh konsentrasi dalam menghadapi malaikat dalam alam rohani. Hal ini sesuai dengan keterangan Al-Qur'an:

                                                                                إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
Artinya:
  " Sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat."           (Q.S. Al-Muzammil: 5

















                                                    BAB III
                                              KESIMPULAN
    Banyak riwayat yang menjelaskan bahwa wahyu yang diterima oleh Rasulullah SAW  berupa ayat-ayat al-Qur'an mayoritas diterima melalui perantara malaikat-Nya. Dan sebagian yang lainnya dengan cara penyampaian langsung dari Allah Swt kepada utusan-Nya tersebut. Metode penyampaian wahyu secara langsung.  Ketika menerima secara langsung saat Rasulullah SAW mendengar perintah dari Allah tanpa melalui perantara, memiliki pengaruh yang sangat besar bagi beliau SAW. Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa imam shadiq pernah ditanya tentang surah Al-Ghasiyah yang diterima oleh Rasulullah saw, " Apakah itu disampaikan melalui turunnya malaikat?" Imam Shadiq kemudian menjawab, "Bukan tetapi ayat tersebut langsung diterimanya (Nabi saw) dari Allah Swt, tanpa seorang perantara pun."
















                                                     DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Baqir Muhammad, Ulumul Qur'an, AL-HUDA jakarta,2006
Prof. Dr. H. Abdul Djalal H.A., Ulumul Qur'an, surabaya, 1998
Prof. Dr.Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, PT PUSTAKA RIZKI PUTRA  semarang,2009























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kupas kitab umdah Al-Qori

UMDAH AL-QORI KARYA BADRUDDIN AL-AINI Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah Kajian Kitab Hadis D...